Selasa, 20 Maret 2018

CONTOH BAB PENDAHULUAN MAKALAH PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Bukanlah hal aneh, bila saat ini kita mulai menemukan terjadinya masalah suksesi gulma pada perkebunan-perkebunan besar maupun kehutanan di Indonesia. Seperti halnya telah dilaporkan di banyak tempat, terutama di pulau Sumatera, daerah dimana perkebunan telah lama dibuka, dapat terlihat adanya perubahan jenis gulma kearah gulma berdaun lebar yang agresif, bandel dan sangat merugikan seperti Asystasia coromandeliana, Mikania micranta, Hedyotis, Borreria, juga pakis-pakisan seperti Stenochlaena, Pteridium, Dicranopteris,dll,  mendominasi menggantikan gulma golongan berdaun lunak.

            Gulma lunak seperti Paspalum, Ottochloa, Cyrtococcum, Axonopus dan  lainnya yang lebih µdisenangi¶ para pekebun karena manfaatnya sebagai tumbuhan penutup tanah maupun pencegah erosi, lambat laun berubah dan digantikan komunitas gulma yang merugikan dan susah untuk dikendalikan.
Munculnya gulma berdaun lebar yang agresif dan bandel tersebut, dinilai sangat merugikan usaha budidaya tanaman perkebunan, khususnya kelapa sawit, dan dapat menekan hasil panen antara 10-100%. Disamping itu, para pekebun juga dihadapkan pada biaya pengendalian gulma dan tenaga kerja yang tinggi serta waktu yang tersita untuk merubah komposisi gulma yang ada kembali ke komposisi gulma awal yang lebih bersahabat
            Umumnya masalah suksesi gulma disebabkan oleh penggunaan satu jenis / golongan herbisida secara terus menerus dalam jangka panjang. Penggunaan herbisida sistemik translokatif seperti Glifosat maupun Sulfosat yang dirasakan sangat efektif dalam mengendalikan gulma berdaun sempit secara terus menerus dapat meniadakan berbagai jenis gulma lunak yang ada dan menggantikannya dengan jenis gulma yang sulit dikendalikan dengan herbisida sejenis.
            Suksesi gulma atau perubahan komunitas gulma yang ada menjadi komunitas yang lain daripada kondisi awalnya, telah dilaporkan sebelumnya terjadi di semenanjung Malaysia. Di Indonesia, hal yang sama juga telah ditemukan di areal-areal perkebunan yang telah lama dibuka. Suksesi gulma Asystasia, Mikania, Borreria, Stenochlaena,da n Dicranopteris, telah ditemukan di perkebunan kelapa sawit maupun karet di Sumatera. Di tempat lain, suksesi gulmaB or r eria juga ditemukan pada hamparan perkebunan teh.
            Untuk merumuskan jenis pengendalian yang tepat, diperlukan pengetahuan yang mendalam akan bioekologi gulma dan interaksinya dengan tanaman utama. Suksesi gulma perlu diatasi dengan merubah pola atau sistem pengendalian yang saat ini diterapkan, yang pada umumnya selalu mengandalkan penggunaan herbisida sejenis yang murah, namun beresiko tinggi.
            Penerapan sistem pengendalian gulma yang berkelanjutan dengan berfokus pada rotasi / pergiliran penggunaan herbisida, seperti Program Tu Ji Wan Ti (2G-1T), telah diteliti secara mendalam dan teruji dapat mencegah terjadinya masalah suksesi gulma yang akan timbul. Tu Ji Wan Ti adalah program pengendalian gulma jangka panjang yang dikembangkan leh Syngenta dengan menitikberatkan pada penggunaan herbisida secara bergiliran, yaitu 2 kali aplikasi Gramoxone secara berturut -turut diikuti Dengan 1 kali aplikasi Touchdown Hitech sepanjang tahun, telah terbukti efektifdalam menjaga komposisi gulma, tetap memelihara gulma lunak sekaligus mencegah terjadinya suksesi gulma pada areal perkebunan, khususnya kelapa sawit. Sebenarnya, masalah suksesi gulma tersebut dapat diminimalisasi dengan penggunaan herbisida kontak seperti Gramoxone, namun herbisida parakuat ini memberikan pengendalian gulma jangka pendek, sehingga dibutuhkan jumlah aplikasi yang lebih banyak pertahunnya. Di sisi lain, herbisida sistemik translokatif seperti glifosat maupun sulfosat memberikan pengendalian gulma yang lebih lama, namun menimbulkan resiko suksesi gulma dalam penggunaan jangka panjang. Sebagai solusinya, diperkenalkan teknologi pengendalian terpadu yang merupakan kombinasi terbaik penggunaan herbisida untuk mencegah suksesi gulma. Oleh karenanya sebelum masalah suksesi gulma terjadi, kita perlu secara sungguh-sungguh mempertimbangkan dampak jangka panjang serta kerugian yang bakal diderita akibat menggunakan herbisida sejenis secara terus menerus dengan dalih efisiensi dan mencari keuntungan sesaat. Program pengendalian gulma berkelanjutan dan terpadu adalah solusi utama dalam mengantisipasi masalah suksesi gulma, sekaligus menghemat biaya pengendalian gulma dalam jangka panjang.

B.   Tujuan Penulisan
1. Mengenal dan mengetahui jenis gulma rumputan, daun lebar dan tekian
2. Dapat melakukan analisis vegetasi gulma
3. Dapat melakukan aplikasi herbisida secara tepat


C.  Metode
D.  Bahan
E.   Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pengamatan Tanaman Semangka (Citrullus Lanatus) kita mulai sekitar pukul 14.30 langsung dilahan Penanaman Buah Semangka Di Lahan UPTD SMK NEGERI 1 TULUNGAGUNG .

F.   Manfaat Penulisan
     Manfaat Penulisan Makalah ini ;
1.    Pembaca dapat mengetahui isi makalh yang kami buat.
2.    Kita bisa membaca dan menggunakan isi makalah ini dengan sebaik mungkin dan dapat menambah wawasan dan ilmu tentang Penyakit Pada Tanaman Semangka (Citrullus Lanatus) lebih Luas lagi.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biodata dan Profil Danu Sabilu Taubah, Rekan Gus Iqdam Lengkap Nama Asli, Umur, Pendidikan, Pekerjaan

  Biodata dan Profil Danu Sabilu Taubah, Rekan Gus Iqdam Lengkap Nama Asli, Umur, Pendidikan, Pekerjaan Bagi masyarakat yang menyukai dan ...