BAB I
PENDAHULUAN
A.
|
LATAR BELAKANG
|
|||
|
|
|
||
|
Dalam rangka mengacu kepada kesiapan Indonesia untuk
mempersiapkan
|
|||
Infrsatruktur
informasi nasional, sebagai suatu konsekwensi logis pemikiran untuk
menjadikan negara ini menjadi suatau kekuatan ekonomi yang terpandang dimasa
yang akan datang, maka layak kiranya bila pemegang keputusan meletakkan
manajemen potensi sumber daya informasi dan telekomunikasi sebagai aktifitas nasional
yang cukup mendasar.
Hal
tersebut amat terkait dengan kenyataan – kenyataan sebagai berikut :
|
||||
a.
|
Tidak
ada suatu negara yang kuat tanpa di dukung oleh jaringan informasi yang
memadai yang dapat menghubungkan seluruh sumber informasi dengan pemakainya
di dalam negara tersebut secara handal, akurat dan tepat waktu.
|
|||
b.
|
Infrastruktur
Informasi Nasional memliki tulang punggung yaitu system telekomunikasi
nasional yang berfungasi ibarat jalan raya bagi mengalirnya informasi kepada
tujuan yaitu si pengguna informasi.
|
|||
c.
|
Sistem
telekomunikasi nasional tersebut harus dibangun, dipelihara, dioperasikan dan
dikembangkan sedemikian rupa hingga tidak akan ada hambatan bagi mengalirnya
informasi.
|
|||
d.
|
Sejalan
dengan perkembangan jaman kebutuhan informasi semakin beragam dan meningkat,
volume serta kehandalan yang diminta dan karenanya sitem telekomunikasi
nasional harus dapat mengimbangi trend tersebut.
|
|||
e.
|
Sistem
informasi nasional dan karenanya, juga system telekomunikasi nasional,
termasuk manajemen potensi sumber daya telekomunikasi, harus mnejadi issue
yang sangat strategis dari bangsa lain.
|
|||
Fakta
diatas mengandung konsekwensi tanggung jawab yang bersifat nasional, dan
merupakan suatu pekerjaan rumah yang walaupun pelik tetapi sangat gigantisque
dari segi kompleksitas dan volumenya, sehingga menjadi sangat menarik dan
sangat menantang kepada siapapun yang bersinggungan dengannya. Adalah suatu
yang mustahil, bila masalah tersebut dibebankan semata-mata kepada pemerintah
saja, atau dibebankan kepada pelbagai BUMN yang terkait. Fenomena tersebut
harus segera dijemput oleh seluruh masyarakat telekomunikasi dan masyarakat
informasi, yang bersama – sama pemerintah, BUMN-BUMN, maupun pihak swasta dan
koperasi secara gotong royong mengupayakan terciptannya sistem informasi dan
telekomunikasi nasional.
|
||||
|
||||
B
|
RUMUSAN
MASALAH
|
|||
Ditengah – tengah kiprahnya
seluruh elemen terkait dalam sistem informasi maupun sistem telekomunikasi
nasional ini timbul suatu pertanyaan dapatkah kirannya dimunculkan suatu
pendukung pemerintah maupun pemegang
keputusan yang akan menyajikan informasi yang up-to-date dan relevan akan
adanya sumber daya informasi dan telekomunikasi di Indonesia :
|
||||
a.
|
Yang
telah ada dilapangan,
|
|||
b.
|
Yang
sedang dipersiapkan,
|
|||
c.
|
Yang
akan dibutuhkan dalam kurun waktu mendatang berikut spesifikasinya.
|
|||
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sistem Informasi
Manajemen Informasi adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan
pengumpulan informasi, pemanfataannya secara efektif dan menyajikannya pada
saat yang tepat.
Berkembangnya
manajemen informasi :
1.
|
Meningkatnya Kompleksitas Aktivitas Bisnis :
|
|
|
a.
|
Pengaruh ekonomi internasional
|
|
b.
|
Kompetisi dunia dalam bisnis
|
|
c.
|
Peningkatan kompleksitas teknologi
|
|
d.
|
Menyusutnya batasan waktu
|
|
e.
|
Hambatan sosial
|
|
|
|
2.
|
Perkembangan Kemampuan Komputer
|
|
|
|
COMPUTER BASED INFORMASI SYSTEM ( CBIS )
Sistem adalah kelompok elemen – elemen yang terintegrasi, dengan fungsi
umum untuk mencapai suatu tujuan ( Mc Leod, 2000 )
Elemen
sistem adalah Input ( masukan ) ditransformasikan menjadi output ( keluaran ).
Input menuju elemen transformasi untuk diubah menjadi output. Mekanisme kontrol
bertugas memonitor proses transformasi untuk memastikan bahwa sistem tersebut
mencapai tujuannya.
Sedangkan informasi adalah data
yang telah diproses dan mempunyai arti. Data itu sendiri dari fakta-fakta dan
angka-angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai.
Perubahan
data menjadi informasi dilakukan oleh Pengolah Informasi. Pengolah Informasi
adalah salah satu elemen kunci sistem konseptual yang meliputi elemen – elemen
komputer, elemen-elemen non komputer atau kombinasinya. Konsep sistem Informasi
Manajemen menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama
menghasilkan informasi manajemen. Sistem Informasi Manajemen melainkan
informasi pemecah masalah.
B. DASAR OPERASI PENGOLAHAN DATA
Terdapat 5 ( lima )
operasi dasar yang merupakan karakteristik dari semua sistem pengolahan data.
Kelima operasi tersebut meliputi :
1.
Inputting adalah proses pemasukan
data yang merupakan fakta-fakta yang digabung dalam sistem pengolahan data.
2.
Storing adalah penyimpanan data /
informasi sehingga dapat dipakai untuk proses awal / proses selanjutnya.
3.
Processing adalah membentuk
operasi-operasi logika atau aritmatika pada data – data tersebut menjadi informasi
yang dikehendaki.
4.
Outputing adalah proses mencetak
informasi yang dibutuhkan, seperti pencetakan laporan – laporan baik dengan
media kertas maupun video.
5.
Controlling adalah menunjukkan
prosedur operasi yang membentuk sistem pengolahan data tersebut.
C. KELOMPOK
TINGKATAN DATA
Kelompok-kelompok secara umum dalam tingkatan data, sesuai dengan
urutan kapasitas dapat dibedakan :
1.
Entity adalah obyek, orang, tempat
kejadian atau konsep yang informasinya direkam.
2.
Data elemen ( atribut ) yaitu
gabungan dari karakter – karakter atau sebutan untuk mewakili suatu entity.
Suatu atribut sering dinamakan juga sebagai suatu data elemen, data-data field,
field data item atau suatu item.
3.
Data value adalah data actual atau
informasi yang disimpan pada tiap-tiap data elemen atau atribut.
4.
Record atau tuple merupakan
kumpulan data elemen yang saling berkaitan untuk menginformasikan tentang suatu
entity secara lengkap, satu record mewakili satu data atau informasi seseorang.
5.
File atau relasi adalah merupakan
kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama namun
berbeda volionya.
D. PENGENALAN
SYSTEM DATABASE
Pada
system database dipakai konsep system yang bernama system manajemen basis data,
atau Database Manajemen System ( DBMS ). Suatu DBMS berisi koleksi program yang
dipakai oleh user ( pemakai ) untuk pengolahan perawatan sebuah database.
Saat ini sudah banyak
software yang dapat digunakan langsung untuk mengolah database, namun banyak
yang tidak sesuai dengan lingkungan yang ada. Untuk itu banyak user-user yang
membuat aplikasi yang sesuai dengan lingkungannya. ( Database System ).
E. KEGUNAAN
DATABASE
Kegunaan database untuk
mengatasi suatu masalah pada penyusunan data yang berupa :
1.
Redudansi dan inerkoneksi data
Pada beberapa program aplikasi
atau program yang telah dibuat oleh programer sering mengalami penggandaan pada
file-file yang berbeda inilah yang dinamakan redudansy. Hal ini merupakan
pemborosan ruang penyimpanan dan pengaksesan menjadi lebih lama.
Inconsistensy data ( data yang tidak
konsisten ) juga dapat terjadi akibat dari penyimpanan data yang berulang-ulang
dibeberapa file. Sehingga apabila salah satu file di update akan menjadi data
menjadi tidak konsisten pada file lainnya. Jadi untuk mengupdate data harus dilakukan
satu persatu setiap file yang memuat data tersebut.
2.
Kesulitan Pengaksesan
Pada suatu saat kita butuh
mencetak suatu data yang sangat banyak
sekali informasinya. Padahal kita tidak mempunyai informasi yang lengkap untuk
mencetak data tersebut, maka dilakukan pengurutan pencarian ( browse ) satu per satu, hal ini membutuhkan waktu yang
cukup lama.
3.
Isolasi data untuk standarisasi
Data yang memiliki format atau
bentuk yang sama dan mempunyai standart yang sama akan mudah dibuat program
aplikasinya.
4.
Multi User
Database dibangun karena nantinya
data tersebut digunakan oleh banyak pemakai dalam waktu yang berbeda diakses
oleh program yang sama tetapi berbeda pemakai dan waktunya. Multiple User
digunakan network dipakai penghubung antar komputer.
5.
Masalah Keamanan
Tidak setiap pemakai database
diperbolahkan mengakses semua data. Misalnya data mengenai muatasi pejabat,
hanya boleh dibuka oleh bagian mutasi atau petugas keamanan.
Keamanan ini dapat diatur lewat
program yang dibuat oleh programer atau fasilitas keamanan dari Operating
System, misalnya Novele Network atau Local Area Network.
6.
Masalah Integritas
Database berisi file-file yang
saling berelasi, masalah utama adalah bagaimana hubungan antara file itu bisa
terjadi.
7.
Masalah Independent.
Pada suatu aplikasi yang kita
buat, apapun perubahan dalam databasel, semua perubahan mengalami kestabilan,
tanpa perlu ada yang dirubah.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG ORGANISASI
Badan
Kesatuan Bangsa Perlindungan dan Ketertiban Masyarakat Kabupaten Ponorogo
mempunyai visi “ Memberikan Pelayanan Prima di Bidang Kesatuan Bangsa
Perlindungan dan Ketertiban Masyarakat “ dan misi “ Menyusun kebijakan teknis
dan fasilitasi pelaksanaan perijinan dan pelayanan umum dibidang kesatuan
bangsa dan ketertiban masyarakat. “ guna mendukung terwujudnya visi dan misi
tersebut Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan dan Ketertiban Masyarakat Kabupaten
Ponorogo mempunyai struktur organisasi yang cukup memadai dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya yaitu Tugas
Pokoknya adalah Melaksanakan Membantu Bupati dalam Menyelenggarakan
Pemerintahan di Bidang Kesatuan Bangsa, Perindungan dan Ketertiban Masyarakat.
Dan untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan
dan Ketertiban Masyarakat berfungsi :
1.
Penyusunan Kebijaksanaan teknis
dan strategis pembangunan kesatuan bangsa, politik, perlindungan dan ketertiban
masyarakat.
2.
Pelaksanaan fasilitas
penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan sistem politik, pemilihan umum dan
kesatuan bangsa.
3.
Pelaksanaan Hak Azasi Manusia
4.
Pengkoordinasian kegiatan kesatuan
bangsa, dengan instansi dan atau lembaga terkait.
5.
Pemberian perijinan dan
pelaksanaan pelayanan umum dibidang kesatuan bangsa perlindungan dan ketertiban
masyarakat.
6.
Pelaksanaan tugas – tigas
ketatausahaan dan pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan bupati.
Sebagai
konsekuensi logis dari penerapan otonomi daerah yang tertera dalam Undang –
Undang Nomor 22 Tahun 1999, adalah berimplikasi pada penataan
kelembagaan ( perangkat daerah ) dengan struktur organisasi kelembagaan yang
baru, menyesuaikan perubahan yang ada di pemerintah pusat dan propinsi, seperti
berdirinya Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan dan Ketertiban Masyarakat
Kabupaten Ponorogo berdasarkan Kepuusan Bupati Ponorogo Nomor 68 Tahun 2001. Badan
Kesatuan Bangsa Perlindungan dan Ketertiban Masyarakat melaksanakan tugas
pemerintah bidang kesatuan bangsa prlindungan dan ketertiban masyarakat di
Kabupaten Ponorogo secara teknis menjadi tugas dan fungsi lembaga tersebut yang
dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri, akan tetapi terkait dengan instansi
/ lembaga lain seperti Kepolisian, Kodim, Kejaksaan dan sebagainya. Oleh karena
itu pembangunan dibidang kesatuan bangsa perlindungan dan ketertiban masyarakat
identik dengan pembangunan wawasan kebangsaan dan jati diri bangsa Indonesia
yang didalamnya adalah pembangunan pendidikan politik, wawasan kebangsaan (
NKRI ), penegakan HAM, mengatasi perselisihan masyarakat, perlindungan
masyarakat ( LINMAS ), penanggulangan bencana, ketentraman ketertiban masyarakat
dan pendidikan bela negara, pembinaan organisasi kemasyarakatan, organisasi
kepemudaan dan lembaga swadaya masyarakat yang terdaftar di Kabupaten Ponorogo.
B. ANALISA SISTEM
Untuk dapat memahami
kebutuhan yang akan dibuat ada baiknya diskripsi permasalahan sebagai berikut,
Badan Kesatuan Bangsa Perliondungan dan Ketertiban Masyarakat merupakan suatu
badan yang terdiri dari 1 ( satu )
sekretariat yang di pimpimpin oleh seorang Sekretaris Badan dan 3 ( tiga )
bidang adalah Bidang Kesatuan Bangsa, Bidang Perlindungan Masyarakat dan Bidang
Ketertiban serta Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun data yang
diperoleh dalam diskripsi ini ada pada Bidang Ketertiban yaitu :
a.
Ketertiban dan ketentraman
wilayah.
b. Ijin HO dan Reklame
c. PKL
Data diatas adalah data yang
berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat sedangkan data-data yang
berkaitan dengan Bakesbang Lintibmas diantaranya mengenai :
a.
Karyawan
b. Barang Inventaris
c. Keungan
d. Organisasi Masa dan Organisasi Politik.
e. LSM
Dalam
penyimpanan dan pengolahan data yang dilakukan oleh Bakesbang Lintibmas
Kabupaten Ponorogo masih secara manual meskipun
sarana elektronik penyimpan dan pengolah data sudah ada ( computer ),
dalam jumlah yang kurang memadai. Ini dikarenakan petugas yang mengoperasikan
perangkat tersebut masih terbatas pengetahuannya Untuk dapat menunjang
pelayanan prima kepada masyarakat sehubungan dengan tugas dan wewenang dari
Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan dan Ketertiban Masyarakat Kabupaten Ponorogo
serta membantu memberikan laporan yang cepat dan akurat dalam membantu pimpinan
membuat kebijaksanaan maka dibutuhklan suatu informasi manajemen, misalnya
dengan LAN dan internet.
Ini semua berkaitan dengan
penampilan sistem, penyimpanan data, trayek dari pesan, otorisasi
tingkat-tingkat dan prosedurnya, pemanfaatan bersama informasi, otentikasi
data, kualitas maupun nilai informasi dari sistem.
Bagi tindakan praktis tugas –
tugas manajemen termasuk :
1.
Cukup tersedianya infrastruktur
teknis.
2. Pembentukan direktori dan piranti navigasi demikian sehingga informasi
dapat diminta, dikirim dan diterima kedayagunaan yang maksimal.
3. Menjamin bahwa informasi yang disimpan pada sistem itu benar, taat
azas, bermanfaat dan dimutakhirkan secara periodik.
C. KESIMPULAN
Sistem Informasi Manajemen yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa
Perlindungan dan Ketertiban Masyarakat Kabupaten Ponorogo secara ringkas
bagaimana kebiasaan tradisional ( secara manual ) masih tetap ada dalam
pandangan manajemen sebagai akibat inersia sistem lama dan bagaimana sebaiknya
manajemen bertindak.
BAB
IV
SARAN
SISTEM YANG DIUSULKAN
Untuk melakukan tugas
pokok dan fungsi dari Badan Kesatuan Bangsa Perlindungan dan Ketertiban
Masyarakat Kabupaten Ponorogo perlu sekali untuk mengambangklan dan menerapkan
Sistem Informasi Manajemen sehingga data tersebut memenuhi unsur :
1.
Kerahasiaan : informasi yang tepat
dapat diakses oleh personil yang tepat dan bukan yang lain.
2. Integritas : dalam sistem, maka informasi yang tepat, tepat dimana-
mana dalam pengertian bahwa informasi yang dikirmkan oleh pengirim harus bebas
cacat atau penghapusan dalam bentuk apapun, dan dapat mencapai secara aman
kepada penerimanya sesuai yang dirancangkan.
3. Ketersediaan : informasi yang tepat diakses bilamana diperlukan, bagi
siapa saja yang berhak dan kapan saja ingin dibaca.
Dari
ketiga hal tersebut diatas dapat membantu pimpinan dalam membuat keputusan atau
kebijaksanaan, serta dapat menunjang program pelayanan prima kepada masyarakat
luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar