Selasa, 20 Maret 2018

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “TILAKUL BIASHA” UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BENTUK ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 MEGALUH JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “TILAKUL BIASHA” UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BENTUK ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 1 MEGALUH JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012
Oleh : WAHIB

Abstrak:
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Tilakul Biasha, Bentuk Aljabar.

Kelas VIII B SMP Negeri 1 Megaluh  motivasi belajarnya rendah tampak dari kegiatan belajarnya yang kurang memperhatikan  ketika guru menjelaskan materi pelajaran, kurang berperan aktif ketika diskusi kelompok, apalagi jika menghadapi soal yang sulit, mereka malah loyo. Pada saat kerja kelompok hanya beberapa yang mengerjakannya sementara yang lain hanya menunggu dan mencontoh saja, tidak mau bertanya kepada kawan bagaimana cara mengerjakannya. Tampak dari hasil pekerjaan yang mencontoh ada beberapa langkah/tulisan yang tidak logis, tidak runtut, salah tulis dan lain sebagainya.  Mereka lebih percaya dengan pekerjaan teman dari pada pekerjaannya sendiri.  Prestasi belajarnya juga rendah tampak  pada saat ulangan harian masih banyak yang tidak langsung mengerjakannya, melainkan menggantungkan pada teman dan nilai rata-ratanya hanya 45,70 kurang dari 78,00 yang merupakan KKM untuk yang telah ditentukan.
Kita semua berharap bahwa pembelajaran yang kita lakukan didalamkelas senantiasa mencerminkan motivasi yang tinggi dan hasil yang tinggi pula. Motivasi tinggi ditandai dengan antusias ketika belajar, mampu mengerjakan tugas – tugas yang diberika guru, merasa tertantang dengan tugas yang diberikan,  merasa bangga dengan prestasinya dll. Prestasi tinggi ditandai dengan nilai rata – rata lebih dari atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.   
Guna mengatasi permasalahan tersebut diatas peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran “TILAKUL BIASHA“ yang merupakan akronim dari  mengerTI, meLAKukan, mengULang – ulang, memBIASakan dan  menuai HAsil. Model pembelajaran  ini merupakan model pembelajaran inovasi yang dikembangkan oleh peneliti dari Proses pembelajaran menjadi orang cerdas Finansial Spiritual yang ditulis oleh Iman Supriono dalam bukunya yang berjudul: FSQ Memahami, Mengukur dan Melejitkan Financial Spiritual Quotient untuk Keunggulan Diri, Perusahaan & Masyarakat. Iman Supriono menyebutnya  sebagai proses pembelajaran  FSQ LIMA DALAM SATU yaitu: Memahami, Mengerjakan, Mengukang – ulang, Membiasakan dan Menuai hasil (Supriono, 2007:40). Kemudian peneliti adaptasi sebagai model pembelajaran.  Kebaikan model pembelajaran ini adalah: Tahapan - tahapan yang sistematis sesuai dengan karaktristik belajar metematika dari yang mudah menuju yang sulit, dari sederhana menuju yang rumit dan sesuai dengan karakteristik belajar siswa  SMP yang membutuhkan penjelasan sejelas – jelasnya, keinginan untuk mencoba/melakukan dan melakukannya  berulang – ulang.
Penelitian senada pernah saya lakukan sendiri dengan judul: Meningkatkan Prestasi Belajar Kalor dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas VII A SMPN 1 Megaluh pada Tahun Pelajaran 2009 – 2010 dengan hasil: ada peningkatan prestasi belajar sebesar 22,56 terhadap Kriteia Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan.
Bentuk Aljabar adalah bagian matematika yang harus dikuasai siswa dengan baik karena materi ini akan senantiasa digunakan pada pembelajaran matematika selanjutnya, oleh karena itu jika materi ini tidak dikuasai dengan benar dikhawatirkan akan mengalami kesulitan pada materi selanjutnya.
Dari uraian  diatas maka peneliti mengambil judul: “Penerapan Model Pembelajaran “TILAKUL BIASHA” untuk Meningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Bentuk Aljabar pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Megaluh Jombang Tahun Pelajarn 2011 – 2012”
            Dari latar belakang diatas dapat peneliti susun rumusan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimana menerapkan model pembelajaran “TILAKUL BIASHA” untuk meningkatkan motivasi belajar Bentuk Aljabar siswa kelas VIII B SMPN 1 Megaluh Jombang tahun pelajaran 2011-2012?. 2) Bagaimana menerapkan model pembelajaran “TILAKUL BIASHA” untuk meningkatkan prestasi belajar Bentuk Aljabar siswa kelas VIII B SMPN 1 Megaluh Jombang tahun pelajaran 2011-2012?.
              Sedangkan tujuan tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut, 1) Menerapkan model pembelajaran “TILAKUL BIASHA” untuk Meningkatkan motivasi belajar bentuk aljabar siswa kelas VIII B SMPN 1 Megaluh tahun pelajaran 2011-2012. 2) Menerapkan model pembelajaran “TILAKUL BIASHA” untuk Meningkatkan prestasi belajar bentuk aljabar siswa kelas VIII B SMPN 1 Megaluh tahun pelajaran 2011-2012
              Adapun  manfaat penelitian ini adalah: 1)Bagi siswa: Meningkatnya  motivasi belajar Operasi aljabar dengan model pembelajaran “TILAKUL BIASHA” siswa kelas VIII B SMPN 1 Megaluh tahun pelajaran 2011-2012. Meningkatnya  prestasi belajar Operasi aljabar dengan model pembelajaran “TILAKUL BIASHA” siswa kelas VIII B SMPN 1 Megaluh tahun pelajaran 2011-2012. 2)Bagi guru: Meningkatnya  profesionalisme guru dalam menggunakan model pembelajaran “TILAKUL BIASHA” untuk meningkatkan motivasi dan prestasi  belajar bentuk aljabar siswa kelas VIII B SMPN 1 Megaluh tahun pelajaran 2011-2012. 3) Bagi sekolah: Meningkatnya jumlah siswa yang motivasi dan prestasi belajarnya tinggi. Hasil  penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam membuat kebijakan sekolah dalam proses belajar mengajar
METODE PENEKITIAN
            Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsunngan dari kegiatan belajar dan yang memberiakn arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang diketahui oleh siswa tercapai. Dikatakan keseluruhan karena biasanya ada beberapa motif, yang bersama-sama menggerakan sistem untuk belajar, motivasi belajar merupakan faktor psikis yag bersifat non intelektual. Peran motivasi yang khas adalah dalam hal meningkatkan gairah/semangat belajar, siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi. (http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar).
            Adapun pengertian prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: hasil belajar secara kognitif yang ditunjukkan melalui hasil ualngna harian  yang diberikan pada akhir setiap siklus. Sedangkan penilaian secara afektif dan psikomotor masih belum diberikan.
Pembelajaran matematika sebaiknya dimulai dari masalah yang kontekstual. Sutarto Hadi (2006: 10) menyatakan bahwa masalah kontekstual dapat digali dari: (1) situasi personal siswa, yaitu yang berkenaan dengan kehidupan sehari-hari siswa, (2) situasi sekolah/akademik, yaitu berkaitan dengan kehidupan akademik di sekolah dan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran siswa, (3) situasi masyarakat, yaitu yang berkaitan dengan kehidupan dan aktivitas masyarakat sekitar siswa tinggal, dan (4) situasi saintifik/matematik, yaitu yang berkenaan dengan sains atau matematika itu sendiri.
Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas siswa perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24). Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan kooperatif.          
    Bentuk aljabar dalam pembelajaran matematika SMP adalah: ungkapan atau algebraic expression. Bentuk aljabar dalam x berarti bentuk aljabar dengan variabel x dan lambang lainnya bukan variabel. Bentulaljabar yang terdiri dari suku-suku sejenis dapat disederhanakan (dengan dijumlahkan atau dikurangkan) sehingga diperoleh suku tunggal (Wardani, 2004: 23).
Bentuk Aljabar menurut peneliti adalah kalimat matematika yang mengandung variabel dengan atau tidak dengan konstanta. Bentuk aljabar ini adalah materi pelajaran yang terdapat pada standar kompetensi 1.           Yaitu pada Kompetensi Dasar 1.1                   Materi pelajaran ini diberikan pada kelas VIII semester tiga.
TILAKUL BIASHA adalah model pembelajaran kooperatif inovatif yang dikembangkan peneliti dengan menggunakan pendekatan deduktif. TILAKUL BIASHA merupakan akronim dari  mengerTI, meLAKukan, mengULang – ulang, memBIASakan dan  menuai HAsil. Model pembelajaran  ini merupakan model pembelajaran inovasi yang dikembangkan oleh peneliti dari Proses pembelajaran menjadi orang cerdas Finansial Spiritual yang ditulis oleh Iman Supriono dalam bukunya yang berjudul: FSQ Memahami, Mengukur dan Melejitkan Financial Spiritual Quotient untuk Keunggulan Diri, Perusahaan & Masyarakat.
Adapun tahap –tahap pembelajaran yang peneliti maksudkan adalah sebagai berikut :
NO
TAHAP PEMBELAJARAN
KEGIATAN GURU
1
MENGERTI
(TI)
-        Menyampaikan tujuan pembelajaran
-        Dengan Tanya jawab guru menyampaikan materi pelajaran  dengan contoh - contoh soal yang mudah sampai sulit.
2
MELAKUKAN
(LAK)
-        Guru menyiapkan 3 set  kartu soal
-        Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang heterogen setiap kelompok terdiri dari 4 siswa, setiap kelompok diberikan satu kartu soal untuk dikerjakan secara berkelompok, setiap anggota kelompok mengerjakan jika sudah selesai dikoreksi oleh guru, dan mendapatkan poin kelompok. 
3
MENGULANG – ULANG
(UL)
-        Kartu soal ditukar dengan kartu soal yang lain untuk dikerjakan secara berkelompok lagi, sampai 3 set kartu soal yang disediakan guru diselesaikan semua, setelah waktu yang ditentukan selesai, kelompok yang mengerjakan kartu soal paling banyak yang menang, mendapat reward kelompok.
4
MEMBIASAKAN
(BIAS)
-        Secara individu siswa diberikan kuis yang berisi 3 pertanyaan, siswa yang mengerjakan paling teliti, cepat dan benar akan mendapatkan reward perorangan. 
5
MENUAI  HASIL
(HA)
-        Siswa diberika Post tes / formatif untuk mengukur keberhasilan pembelajaran saat itu.

            Penerapan model pembelajaran TILAKUL BIASHA dapat meningkatkan motivasi belajar sebab dalam pembelajaran ini ada tahap membiasakan, dimana pada tahap ini siswa berjuang dengan segala kemampuan yang ada untuk bisa mendapatkan reward dari guru. Reward akan membanggakan siswa dan merasa terangkat harga dirinya.
            Model pembelajaran TILAKULBIASHA mampu meningkatkan motivasibelajar siswa karena dalam model pembelajaran ini pada tahap mengulang juga dikembangkan persaingan antar kelompok , kelompok siapa yang sudah selesai mengerjakan tugas dengan baik, kelompok itu berhak untuk mendapatkan tugas yang lain yang lebih tinggi tingkat kesulitannya
Model pembelajaran TILAKULBIASHA mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan motivasi tinggi yang sudah terbangun selama kegiatan pembelajaran siswa akan mengerahkan semua kemampuan berpikirnya sehingga prestasi maksimal yang akan ia dapatkan pada saat ulangan harian nanti. Prestasi adalah merupakan hasil maksimal yang dapat ditunjukkan siswa sebagai perwujudan dari hasil belajarnya. Dari tahap pembiasaan, siswa akan mampu mengerjakan soal dengan cepat sehingga prestasi yang ia peroleh akan maksimal. Pada saat kebiasaan terbentuk kita akan menjadi sangat mahir dalam ilmu tersebut.  Apabila kebiasaan terbentuk maka pekerjaan akan dapat kita lakukan dengan mudah, otomatis bisa tanpa dipikir panjang, seperti jika kita naik sepeda(Supriono, 2007: 43).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biodata dan Profil Danu Sabilu Taubah, Rekan Gus Iqdam Lengkap Nama Asli, Umur, Pendidikan, Pekerjaan

  Biodata dan Profil Danu Sabilu Taubah, Rekan Gus Iqdam Lengkap Nama Asli, Umur, Pendidikan, Pekerjaan Bagi masyarakat yang menyukai dan ...